rinabanget
Sabtu, 06 September 2014
Minggu, 26 Februari 2012
KI
CARA MENENTUAN
KADAR VITAMIN C
PADA BUAH TOMAT
( Lycopersicum
Esculentum Mill)
DENGAN METODE IODIMETRI
KARYA ILMIAH
Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Mata Kuliah Penulisan KI
Yang diampu oleh:
Dr. Herman Budiyono
Dr. Sudaryono
Oleh
RINA GUSWATI

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
Oktober 2011
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................
i
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………………………………………..................... 3
1.2 Rumusan masalah……………………………................................ 4
1.3 Asumsi……………………………………………......................... 4
1.4 Hipotesis…………………………………………......................... 4
1.5 Tujuan penelitian…………………………………........................ 5
1.6 Batasan masalah…………………………………......................... 5
1.7 Manfaat penelitian……………………………….......................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA/PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Penemuan Vitamin C………………………...................... 6
2.2 Karakteristik dan Struktur Vitamin C............................................. 6
2.3 Vitamin C dari segi kegunaan……………………........................ 7
2.4 Sumber dan kebutuhan Vitamin .................................................... 7
2.5Penentuan kadar vitamin C (asam askorbat)................................... 7
2.6 Hasil Penelitian............................................................................... 8
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
...................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
12
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan oleh
tubuh untuk pemeliharaan kesehatan. Kekurangan salah satu vitamin akan timbul
suatu penyakit yang disebut Avitaminosis atau Defisiensi (Soerjodibroto,1985)
Prawirahartono (1987), Menjelaskan bahwa vitamin hanya
berfungsi sebagai pelengkap makanan yang diperlukan untuk kehidupan. Kesehatan
dan pertumbuhan.
Vitamin terbagi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak
(minyak) yaitu A, D, E, dan K.dan vitamin yang larut dalam air seperti B1, B2,
B6, B12, H dan C. (Andarwulan dan koswara, 1993). Vitamin C dalam tubuh
berfungsi menjaga kesehatan dari berbagai penyakit seperti penyembuhan luka,
kesehatan gusi, menurunkan kolesterol serta anti radang (setiawan, 1994)
Defisiensi vitamin C dalam tubuh manusia mengakibatkan
penyakit jantung, penyempitan pembuluh darah Artritis, Pilek katarak, kanker
serta dalam keadaan yang lebih fatal timbul skorbut yang fatal (Corputty, 1983).
Pengalaman sejarah mengatakan selain jeruk buah tomat
juga mengandung kadar vitamin C yang cukup tinggi sehingga dapat menggantikan
fungsi jeruk. Kandungan vitamin C dari buah tomat berbeda dalam soedatama
(1991) adalah 23 mg dalam setiap 100 gr tomat, Sedangkan wirakusuma (1994) bdan
tugiyono (1994) berturut-turut adalah 34 dan 40 mg setiap 100 gr tomat. Setiap
pendapat para ahli tersebut belum menjelaskan
tomat jenis mana yang mengandung kadar Vitamin C yang terbanyak dan yang
sedikit. Hal ini disebabkan karena berbagai jenis tomat mempunyai rasa asam berbeda.
Mungkin tomat yang rasanya asam mengandung kadar Vitamin C (Asam Askorbat) yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tomat
yang rasanya manis. Berdasarkan latar belakang diatas Maka peneliti
tertatik untuk mengangkat masalah yang berjudul
“ PENENTUAN KADAR VITAMIN C ( Lycopersicum Esculentum Mill) PADA TOMAT
DENGAN METODA TITRASI IODIMETRI”
Pada Penentuan kadar Vitamin C dalam buah tomat
dilakukan dengan metoda titrasi iodimetri. Metoda ini didasarkan pada sifat
reaksi Oksidasi reduksi (Redoks) Vitamin C oleh larutan iodium. Metoda ini Efektif
Untuk mengukur kadar Vitamin C dalam tablet Vitamin C, dan kurang efektif untuk
mengukur kandungan Vitamin C dalam bahan pangan karena adanya komponen lain
selain vitamin C yang bersifat pereduksi dimana senyawa tersebut adalah
mempunyai titik akhir titrasi yang sama dengan warna titik akhir Vitamin
C dengan Iodium. Walaupun demikian (Andarwulan
dan koswara, 19989) menjelaskan bahwa metodaini menuntut pekerjaan dan
pemilihan atau pemakaian bahan kimia
yang sesuai. Modifikasi ini dapat dilakukan dengan penambahan H2S
kedalam sampel yang dianalisis dengan
tujuan mengubah kembali senyawa dehidro asam askorbat menjadi asam L-askorbat dengan demikian kadar vitamin C secara total dapat
ditentukan.
Titrasi Iodimetri adalah titrasi langsung dengan menggunakan
larutan standar iodium, dimana titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan
warna kuning menjadi biru dengan bantuan indikator kanji Walter Scunack, Klaus
mayer, Manfred Haake, 1990).
Sehubungan dengan semakin banyaknya bahan makanan yang
mengandung vitamin dan semakin bertambah pula orang tertarik terhadapnya, maka perlu diadakan suatu penelitian untuk
menentukan kadar vitamin C dalam buah tomat.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul
permasalahan yaitu Tomat jenis mana yang kadar Vitamin C nya yang lebih tinggi
dan jenis mana pula yang mengandung kadar vitamin C yang lebih rendah. Dapat
dirumuskan bahwa tomat yang rasanya asam akan mengandung kadar vitamin C yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tomat yang rasanya manis (kurang asam) karena
vitamin C mempunyai rasa asam. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara
kadar vitamin C dari ketiga jenis tomat
tersebut.
1.3
Asumsi
Pada latar belakang dijelaskan bahwa ada tomat yang
rasanya asam dan manis, bertolak kepada hal tersebut serta literatur yang ada
maka peneliti berasumsi bahwa tomat yang kecil-kecil (tomat Jambi) yang rasanya
asam akan mengandung kadar Vitamin C yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tomat yang jenis apel yang rasanya
manis ( Muchtadi, 1989).
1.4
Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kadar vitamin C dalam
buah tomat jambi dan kadar vitamin C dalam buah tomat padang
dan bandung.
Ha : Terdapat perbedaan yang
nyata antara kadar kadar vitamin C dalam buah tomat jambi dan kadar vitamin C dalam
buah tomat padang dan bandung.
1.5
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
(1)
Untuk menentukan kadar vitamin C
dari ketiga jenis tomat dengan metoda titrasi iodimetri.
(2)
Untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar vitamin C dalam
buah tomat jambi, tomat padang dan tomat bandung.
1.6
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1)
Penelitian dilakukan terhadap
tiga jenis tomat yaitu tomat jambi, tomat padang dan tomat bandung.
(2)
Hanya untuk menentukan kadar
vitamin C dalam masing-masing tomat tersebut dengan metoda titrasi Iodimetri
dengan menggunakan larutan standar iodium.
1.7
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
(1)
Memberi gambaran tentang cara
menganalisa vitamin C dalam buah-buahan dengan metoda titrasi iodimetri.
(2)
Memberikan imformasi kepada
masyarakat luas bahwa buah tomat mempunyai potensi yang sangat besar sebagai
sumber vitamin C serta memberi imformasi tentang jenis tomat yang mengandung
kadar vitamin Cyang lebih tinggi.
II. TINJAUAN PUSTAKA/PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Penemuan Vitamin C
Vitamin C diartikan sebagai
senyawa organik yang tidak dapat diproduksi dalam tubuh manusia, tetapi diambil
melaui bahan makanan dalam jumlah yangrelatif kecil, sehingga tidak dapat
memberi tenaga. Meskipun
demikian, zat-zat tersebut perlu bagi pemeliharaan tubuh agar dapat bekerja
secara normal. Vitamin-vitamin dapat dianggap sebagai katalisator–katalisator
organik yang mengatur Prosesstukaran zat, dalam tugasnya zat tersebut dapat
disamakan dengan enzim-enzim. Vitamin tersebut dalam tubuh disintesis dari asam
glukoronat atau galaktonat yang dibentuk dari glukosa dalam proses biosintesis
(Goodmsn,1994).
Pada tahun 1928, Vitamin C
pertama kali dimurnikan oleh Albert Szent Gyorgyi, seorang ahli kimia Honggaria
yang pertama kali menamakan vitamin C dengan nama asam Heksuronst. Kemudian
oleh ilmuwan Amerika, Waugh dan King, diberi nama vitamin C. Zat ini banyak
terdapat dalam sayuran dan buah-buahan
segar seperti kol, buah jeruk, tomat,
Paprika (sejenis bumbu yang terkenal di Honggaria) dan juga terdapat dalam
kalenjer adrenal hewan. Selanjutnya Szent Gyorgyi merubah nama kimia vitamin C dari
Heksuronat menjadi asam askorbat, sebuah asam yang menunjukan bahwa senyawa
yang bersifat asam dapat mencegah dan menyembuhkan skorbut (Sakidja, 1989).
2.2
Karakteristik dan
struktur Vitamin C
Struktur kimia vitamin C mirip dengan senyawa
monosakarida (Heksosa) yang terdiri 6 atom karbon dan mempuanyai rumus kimia C6
H8 O6 dengan masa relatyif (Mr) 176, 12. Vitamin c sesuai dengan struktur kimianya
juga disebut asam askorbat, merupakan vitamin yang tidak mengandung gugus amina
dan tergolong vitamin yang paling sederhana. Pada umumnya vitanin C terdapat
dialam sebagai asam L-askorbat, sedangkan D-askorbat jarang ditemukan dialam
dan hanya memiliki sepuluh persen aktifitasnya sebagai asam askorbat. Biasanya
asam D-askorbat ditambahkan kedalam
makanan sebagai anti oksidan untuk menghindari pembentukan senyawa nitrosamin
(karsinogenik) dalam makanan yang mengandung natrium nitrit dan mencegah reaksi
pencoklatan enzimatik pada makanan (Andarwulan dan Koswara, 1989).
2.3
Vitamin C dari segi kegunaannya
Peranan vitamin C adalah mempertahankan zat-zat
interseluler normal tulang rawan, denti dan tulang (Kusnawidjaja,1991). Defisiensi
vitamin C akan menyebabkan terjadinya penyakit skorbut. Penyakit ini biasanya
jarang terjadi pada bayi. Gejala penyakit ini biasanya ditandai terjadinya
pembekuan tenunan kolagen. Infeksi dan demam.
Vitamin C dalam menjaga dan memperkuat daya tahan tubuh
terhadap bahan infeksi, khususnya berhubungan dengan fungsi sel darah putih
yang merupakan kekuatan vitamin C lainnya dalam memerangi artritis, Penelitian
menunjukan peranan yang sangat penting yang dimainkan oleh mikroorganisme pada
artritis. Peranan ganda vitamin C dalam membentuk produksi limfosit, memacu
tingkat sirkulasi antibody pada sintesis senyawa komplemen.Prokduksi interferon
sebagai senyawa anti virus alami yang menghambat produksi prostagladin yang
berperan dalam respon imformasi bengkak, sakit melepuh dan panas. Penggunaan
vitamin C pada alergi merupakan bagian yang terpenting dari pengobatan penyakit
artritis (Goodman, 1994).
Sejak tahun 1957 vitamin telah digunakan mengobati
penyakit jantung dan mempunyai pengaruh tetap terhadap diabetes dan
hipoglikemia. Tingginya kolesterol didalam tubuh berhubungan erat denganresiko
penyakit jantung adalah dengan cara meningkatkan laju pembuangan kolesterol
dalam bentuk asam empedu yang diekskresikan melalui usus halus. Meningkatkan
kadar High Density Lipoprotein dan melalui pengaruh pencacar, meningkatkan
pembuangan kotoran (goodman, 1994).
2.4 Sumber dan kebutuhan Vitamin C.
Sumber vitamin yang terbaik
berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan, seperti: buah sitrun, arbei,
semangka, tomat, cabe kol merah, kentang, jeruk nenas, jambu, selada hijau atau
sayuran yang berdaun hijau. Sedangkan buah yang tidak asam, seperti: pisang,
pear dan peach kandungan vitamin c-nya rendah (Winarno, 1988).
2.5
Penentuan kadar vitamin C (asam
askorbat)
Analisa kwantitaif vitamin C dalam buah tomat pada
penelitian ini dilakukan dengan metode titrasi Iodimetri. Dalam menganalisa
asam askorbat dalam buah-buahan memerlukan cara-cara yang tepat dan kepekaan
yang tinggi. Karena larutan asam askorbat mudah teroksidasi dan kandungannya
dalam buah-buahan relatif kecil.
Metoda titrasi dalam bidang kimia analitik merupakan
satu metoda yang dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu zat dalam
cuplikan dengan reaksi stoikiometri antara zat yang bertindak sebagai
pentitrasi dengan zat yang dititrasi.
Dalam metoda ini vitamin C dalam cuplikan distabilkan
dengan asam sulfat 10% dan ditambahkan indikator amilum 1 % langsung dititrasi dengan larutan
standar iodium yang telah disiapkan/distandarisasi terlebih dahulu sehingga
pada titik akhir titrasi timbul perubahan warna kuning menjadi biru.
Pada penelitian ini buah tomat digunakan sebagai
cuplikan dan larutan iodium lasam dehidro askorbat dan iodium mengalami
reduksi.
Reaksi akan berlangsung sampai semua asam askorbat yang
berada dalam sampel dioksidasi oleh iodium menjadi asam dehidro askorbat.
Langkah kerja dari penelitian dengan metode titrasi Iodimetri
yang menggunakan larutan standar iodium. Pertamakali iodium distandarisasi
dengan larutan tiosulfat, tiosulfat yang digunakan adalah tiosulfat larutan
standar baku yang telah distandarisasi dengan larutan kaliumdikromat. Titrasi
tiosulfat dengan kalium dikromat adalah titrasi tidak langsung, Kaliumdikromat
akan mereduksi semua KI sehingga terbentuk iodium. Iodium yang terbentuk akan
bereaksi dengan tiosulfat membentuk
warna biru dengan bantuan indikator amilum.
Titrasi tiosulfat dengan iodium pada prinsipnya sama
dengan titrasi antara iodium dengan vitamin C yaitu titrasi langsung. Pada penentuan titik stikiometri antara
reaksi redoks tersebut adalah tergantung pada jumlah elektron yang dilepas.
Reaksi tersebut melibatkan 2 e-. Dalam Anonim (1979), dijelaskan 1 ml I2 0.001 N
setara 0.88 mg vitamin C.
2.6 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap buah tomat, sampel
keseluruhan diperoleh dipasar angso duo jambi 3 jenis tomat segar yaitu tomat
jambi tomat padang dan tomat bandung. Diperoleh data pada lampiran 1. kadar
vitamin C dalam setiap 100 g tomat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3 kadar vitamin C dari
3 jenis tomat .
No
|
Jenis tomat
|
Ulangan
(n)
|
Mg vitamin c/100 g
|
1
|
Jambi (A)
|
3
|
39,76
|
2
|
Padang (B)
|
3
|
34,52
|
3
|
Bandung (C)
|
3
|
25,38
|
Pada tabel dapat dilihat bahwa F
hitung < F tabel hipotesis diterima. Perbedaan kadar vitamin C dalam
masing-masing tomat dilakukan uji Anova dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Pada tabel diatas terlihat bahwa
kadar dari ketiga sampel (A, B, C) berbeda.
Perbedaan yang diperoleh tersebut belum dapat dikatakan signifikan
karena perbedaan yang terlihat nyata kadang kala secara statistik belum dapat
dikatakan berarti., maka untuk melihat perbedaan tersebut dilakukan uji Anova satu arah. Perhitungannya dapat dilihat pada lampiran
3 pada skripsi yang dibuat pada tabel 3.
Sampel
diulang sebanyak 3 kali masing-masing dilakukan 3 kali percobaan diperoleh
hasil pada lampitran 1. dari hasil tersebut digunakan untuk uji metoda kadar
vitamin C dalam buah tomat. Hasil
uji ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. Tabel
hasil uji anova untuk metoda pada pengulangan tiap sampel.
No
|
Klasifikasi
|
Mean
|
n
|
F hit
|
F tab
|
Ket
|
1
|
Perlakuan 1
|
39,76
|
3
|
3,017
|
5,14
|
Ho: di
|
2
|
Perlakuan 2
|
34,53
|
3
|
terima
|
||
3
|
Perlakuan 3
|
25,38.
|
3
|
Pada tabel dapat dilihat bahwa F hitung < F tabel
hipotesis diterima. Perbedaan kadar vitamin C dalam masing-masing tomat
dilakukan uji anova dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5 : Hasil Uji Anova kadar vitamin c dalam buah tomat.
variasi
|
Df
|
JK
|
JKR
|
F hit
|
F tab
|
Ket
|
Klp
|
2
|
314,3
|
157,15
|
2345,52
|
5,14
|
Ho:ditolak
|
Sesatan
|
6
|
0,4
|
0,067
|
Pada tabel dapat dilihat Ho ditolak dimana F hitung >
F tabel. Berarti kadar dari
masing-masing tomat adalah berbeda nyata. Namun demikian kadar vitamin C yang
tertinggi terdapat pada tomat jambi. Dan kadar vitamin C yang terendah terdapat
pada tomat bandung.
2. Pembahasan
Hasil penelitian terlihat
bahwa porsentase vitamin C antara masing-masing tomat yang dianalisa berbeda nyata yaitu tomat
jambi 39,76 % tomat padang 34,53 % dan tomat bandung 25,38 %.
Pada masing-masing percobaan
dapat dilihat bahwa tingkat akurasi tinggi dengan menggunakan metoda ini dapat
dilihat pada tabel 4. bahwa F hitung < F tabel berarti Ho diterima. Kesalahan
titrasi 4 % berarti kerja titrasi tidak terlalu menyimpang dari yang
sebenarnya.
Hasil pehitungan pada lampiran
3 dan dibuat pada tabel 5 didapat F
hitung 2345,52 sedangkan F tabel 5,14 (
lihat lampiran 15 pada skripsi). Disini jelas F hitung > F tabel yaitu
terdapatnya perbedaan yang nyata kadar vitamin C pada masingh-masing tomat.
Perbedaan yang nyata tersebut adalah disebabkan oleh rasa asam. Dimana tomat
yang rasanya lebih asam banyak kadar
vitamin C dibandingkan dengan tomat yang rasanya manis sesuai denga yang
dijelaskan dalam Mucthadi (1989).
Hasil penelitian yang kadang
kala tidak sesuai dengan hasil yang ada pada literatur ini disebabkan sampel sudah lama dan disinari
cahaya matahari. Sesuai dengan yang dijelaskan dalm Kusnawijaya (1993). Bahwa
kadar vitamin C akan berkurang apabila disinari oleh cahaya matahari, keadaan basah,
suhu panas dan mudah rusak dalam penyimpanan, mudah teroksidasi oleh udara
luar, stabil dalam keadaan netral .
Penggunaan metoda dalam penelitian ini cukup akurat, dapat dilihat dari
hasil penelitian yang diperoleh, dimana kadarnya sudah mendekati hasil yang ada
pada literatur. Dibuktikan dengan menggunakan standar baku vitamin C yang dapat
dilihat pada lampiran 7, bahwa kesalahan titrasi sangat kecil 4 % sehingga
hasil yang diperoleh pada pengujian sampel adalah hasil yang sebenarnya, dan
metoda ini sudah layak digunakan dalam penentuan kadar suatu zat.
III.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Hasil penelitian terhadap 3 jenis tomat: yaitu
1. Kadar vitamin C yang tertinggi terdapat pada tomat jambi dan kadar
vitamin C yang terendah pada tomat bandung. Tomat jambi (A)> tomat padang (B)
> tomat bandung (C)
2. Terdapatnya perbedaan yang nyata antara kadar vitamin C pada tomat
jambi, padang, dan bandung.Setelah diuji secara statistik dengan uji anova satu
arah, ternyata kadar vitamin C yang tertinggi adalah pada tomat jambi yang
rasanya lebih asam dan kadar yang terendah pada tomat bandung yang rasanya
lebih manis.
3. Besarnya kadar vitamin C pada pada masing-masing tomat adalah:
-
tomat jambi 39,76 mg/100 g
-
tomat padang 34,53 mg/100g
-
tomat bandung 25,38 mg/100g
4. Kadar vitamin C akan berkurang pengaruh lama penyimpanan dan suhu
lingkungan.
3.2
Saran.
Dalam penelitian ini telah dilkukan penelitian penentuan
kadar vitamin C pada 3 jenis tomat yang dijual di angso duo jambi dengan
menggunakan metoda titrasi Iodimetri. Disarankan pada peneliti berikutnya untuk
dapat meneliti jenis tomat lain ditempat yang sama dan tomat pada penaman yang
berbeda dengan menggunakan metoda yang sama selain itu kepada masyarakat
diharapkan dapat mengolah buah tomat jambi menjadi minuman yang disukai serta
dapat mengambil tomat yang mempunyai kadar vitamin C yang tertinggi sebagai
bahan minuman.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi ke-3,
Departemen kesehatan Republik Indonesia.
Andarwulan dan koswara, 1989.
Kimia vitamin, Institut pertanian Bogor.
Anonim , 1993, Tomat
pembudidayaan secara komersial, Penebar swadaya, Jakarta.
Corputty, W. J ., 1983 Ilmu gizi, Balai Pustaka,
Jakarta
Day, R. A., dan Underwood, J.H., 1988. Analisa Kimia Kwantitatif, Erlangga,
Jakarta.
Goodman, 1994. Ester –C
vitamin c genersi III, Gramedia, Jakarta.
Kusnawidjaya, 1993. Biokimia
Alumni, Bandung.
Marsetyo, H. dan Krtopoetra,
1991. Ilmu gizi, Bhineka
Cipta, Jakarta.
Muchtadi, D., 1989. Evaluasi
Nilai Gizi Vitamin, Depdikbud, Bogor.
Mutcler, 1991. Dinamika Obat
Bandung.
Prawirohartono, S., dan
Sutarmi , S., 1991, Buku PelajaranBiologi Teori danSoal SMA, Erlangga, Jakarta.
Rukmana,R., 1994, Tomat dan
Cerii Depdikbud, Jakarta.
Schuknak,W., dkk, 1990,
Senyawa Obat, UGM, Yogyakarta.
Soedatama, A.D., 1991, Ilmu
Gizi ( Edisi II jilid I ), Dian Rakyat, Jakarta.
Setiawan, I.A., 1994, Sayuran
Dataran Tinggi, Penebar Swadaya, Jakarta.
Sudjana, 1989. Metode
Statistik ( Edisi ke-5 ) , Tarsito, Bandung.
Suhardjo-Clara, M.K. 1992,
Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi, Kanisius IPB, Bandung.
Tugiyono, H. , 1994. Bertanam
Tomat, Penebar Swadaya, Jakarta.
Wirakusuma, 1994. Buah dan
Sayuran untuk Terapi, Penebar Swadaya, Jakarta.
study kasus
Studi kasus
Aku harus sabar menghadapi anak-anak
Saya seorang guru
yang sudah mengajar 12 tahun. Pada waktu itu siang jam 7-8 di
kelas VIII B udara terasa panas dan pelajaran akan diakhiri 2 jam sisa, dalam
arti kata sisa tenaga, konsenterasi, dan semangat belajar paada jam 7-8 di
kelas VIII B itu akan disampaikan materi pelajaran tentang sistim pencernaan pada manusi, yang
membahas proses pencernaan makanan.
Materi
sistim pencernaan makanan itu adalah topik yang sulit dipahami oleh siswa
karena banyak istilah- istilah yang
perlu dihapal dan tidak ada media yang dapat langsung diamati oleh siswa. Biasanya media yang
digunakan adalah Carta. Sistim pencernaan terdiri atas Organ mulut , Pangkal kerongkongan(Faring),
kerongkongan (Esofagos), Lambung usus halus dan usus besar. Setelah banyak
bercerita tentang organ-organ tersebut , tampak siswa mulai gerah lama-lama surut menjadi tenang. Metode yang
digunakan metode ceramah sehingga guru yang menjadi pusat belajar dan siswa hanya tenang mendengarkan setelah beberapa waktu kegiatan
inti berlangsung , anak-anak mulai malas
dan mengantuk. Terbayang dalam benak saya, anak berusaha menahan kantuk dan
mengikuti cerita tentang sistim
pencernaan. Sayup-sayup suara yang saya ucapkan
seolah olah menidurkan anak disiang hari. Pada akhir pembelajaran, saya
mengajukan beberapa pertanyaan syang sudah saya siapkan sebelumnya secara
lisan. Ada beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi tersebut. Diluar
dugaan saya, ternyata tidak
seorangpun anak dari 25 siswa yang
mengeluarkan suara apalagi untuk menjawab pertanyaan saya. Saya ulang setiap
pertanyaan beberapa kali, tetapi hasilnya tetap sama, tidak ada yang bias
menjawab sampai jam pelajaran berakhir.
Kesal,
marah, sedih, capek dan sia-sialah pekerjaan saya pada hari ini Muncul beberapa
pertanyaan ; ada apa ini? Apa yang salah dan apa penyebabnya? Semua pertanyaan
ini memburu sampai jam pelajaran berakhir , siapa yang dapat membantu memberikan jawaban atas permasalahan itu.
Timbul pertanyaan dan pemikiran mungkin pelajarannya yang membosankan, suara
cendrung monoton dan siswa diam hanya
ditempatkan sebagai pendengar yang setia. Ini lah mungkin jawaban penyebab permasalahan di siang tadi.
Adakah
cara lain yang dapat mengubah suasana belajar agar lebih aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (pakem) untuk menjawab masalah itu, saya akan berbagi
pengalaman ini dengan rekan-rekan
MGMP. Di suatu hari dapat
menyelesaikan masalah ini dan menemukan solusinya atau metoda yang terbaik. Yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw.
Format Identifikasi
masalah
Masalah pembelajaran yang muncul
dikelas
|
Masalah pembelajaran yang akan
diperbaiki
|
Analisis masalah/kemungkinan
penyebab masalah
|
Rumusan masalah
|
Judul Penelitian
|
Rencana tindakan
|
1.anak-anak mengantuk
Pada saat
pelajaran disajikan
2.pada
saat Tanya jawab di tengah pembelajaran, siswa cendrung menghindari
pertanyaan dari guru
3.
siswa pasif dan diam
4.siswa
tidak berani bertanya
5.
Siswa tidak kosenterasi dalam belajar
6.Sebagian
besar pertanyaan guru tidak dijawab
7.
Hasil belajar siswa rendah pada materi pernapasan
|
7. Hasil belajar siswa rendah
|
7.1.siswa beranggapan bahwa IPA
itu hapalan dan hal yang baru banyak juga istilah.
7.2. Guru ceramah saja dikelas
dikelas
7.3. guru pemarah karena anak
tidak memperhatikan
7.4. Nilai tes formatif dibawah KKM (63)
|
Apakah dengan menggunakan
Model jiksaw dapat meningkatkan hasil
belajar siswa SMP N 10 Ma. Jambi Pada
materi sistim pernapasan kelas VIII B semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011
|
Upaya meninkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPA kelas VIII B SMP N 10 Ma. Jambi dengan
menggunakan Model jiksaw pada materi
sistim pernapasan pada mata pelajaran IPA semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011
|
Menerapkan model pembelajaran
Jiksaw.
|
1.
Sekarang pilihlah template variabel berpangkat, yang ada
dalam kotak Subscript and superscript
templates. Ketik angka 2. Gambar berikut ini menjelaskan langkah penulisan
yang Anda lakukan.
Sabtu, 25 Februari 2012
KKM IPA 7 Baru
PEMERINTAH KABUPATEN MUARO
JAMBI
DINAS
PENDIDIKAN
SMP NEGERI 10
MUARO JAMBI
Jalan Jambi-Palembang KM-13,Desa
Pondok Meja
PENETAPAN KRITERIA
KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas / Semester : VII / I
Tahun Pembelajaran : 2009/2010
KKM Mata Pelajaran :
S K
|
KD dan Indikator
|
Kriteria
|
KKM Ind
|
KKM KD
|
KKM SK
|
||
TK
|
DD
|
DS
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
1. Memahami
prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan alat.
|
1.1 Mendiskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta
satuannya.
a. Mengidentifikasikan
besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari kemudian menge-lompokkannya
dalam besaran pokok dan besaran turunan.
b. Membedakan besaran pokok dan besaran
turunan.
c. Mengkonversikan satuan panjang, massa dan waktu dalam sistem
internasional.
d. Menghubungkan antara besaran dan satuannya.
1.2 Mendeskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya.
a. Melakukan
pengukuran suhu dengan menggunakan termo-meter untuk mengukur suhu zat.
b. Membandingkan
skala termometer celcius dengan termometer yang lain (Fahren-heit, Kelvin dan
Reamor).
1.3 Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggu-nakan alat
ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
a. Mengukur
dengan satuan baku dan tak baku secara baik dan benar.
b. Mengukur
(panjang, massa,
waktu) suatu benda dengan ber-bagai alat ukur (neraca, jangka sorong,
mikrometer sekrup, stopwatch) dengan tepat dan teliti.
c. Memperhatikan dan menerapkan keselamatan kerja dalam pengukuran.
|
2
3
1
|
2
2
2
|
2
1
1
|
67
67
44
|
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
2. Memahami klasifikasi zat
|
2.1 Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa dan larutan
garam melalui alat dan indikator yang tepat.
a.
Mengidentifikasi sifat asam, basa dan garam dengan meng-gunakan indikator
yang sesuai.
b.
Mengelompokkan bahan-bahan di lingkungan sekitar berdasarkan konsep asam,
basa dan garam.
c. Menggunakan alat sederhana untuk menentukan skala kea-saman dan
kebasaan.
2.2 Melakukan percobaan sederhana
dengan bahan-bahan yang diperoleh
dalam kehidupan sehari-hari.
a. Mengelompokkan bahan-bahan di lingkungan sekitar berdasarkan konsep
asam, basa dan garam.
b. Melakukan percobaan untuk
mengetahui sifat asam, basa di laboratorium dan di alam dengan
menggunakan kunyit, kembang sepatu.
c. Melakukan percobaan untuk mengetahui sifat asam, basa di laboratorium
dengan mengguna-kan PH universal.
2.3 Menjelaskan nama unsur dan rumus kimia
sederhana.
a. Menjelaskan aturan penulisan lambang unsur.
b. Menuliskan nama dan lambang unsur.
c. Menuliskan nama senyawa dan rumus
kimia sederhana.
d. Memberikan contoh zat yang termasuk senyawa berikut rumusnya.
2.4 Membandingkan sifat unsur, senyawa dan
campuran.
a. Membandingkan ciri dan sifat unsur, senyawa dan campuran berdasarkan
pengamatan.
b. Membuat bagan klasifikasi materi secara sederhana berdasar-kan
ciri-ciri zat ( unsur, senyawa dan campuran ).
c. Mengelompokkan zat-zat keda-lam campuran homogen dan hete-rogen dalam
kehidupan sehari-hari.
|
|
|
|
|
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
3. Memahami wujud zat dan perubahannya
4. Memahami
berbagai sifat dalam peru-bahan fisika dan kimia
|
3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berda-sarkan wujudnya dan
penerapan-nya dalam kehidupan sehari-hari.
a. Menyelidiki perubahan wujud suatu zat.
b. Menyelidiki terjadinya titik didih dan titik leleh suatu
zat.
3.2
Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam
kehidupan sehari-hari.
a. Menjelaskan
dari hasil perco-baan bahwa massa
jenis merupa-kan salah satu ciri khas suatu zat.
b. Menghitung massa jenis suatu zat.
3.3 Melakukan percobaan yang ber-kaitan
dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.
a. Menyelidiki proses pemuaian zat padat, cair dan gas.
b. Merencanakan percobaan sederhana untuk menunjukkan pemuaian zat cair
dan zat padat.
c. Mengidentifikasi muai volume berbagai jenis zat cair.
d. Menunjukkan prinsip pemuaian dalam teknologi misalnya bimetal.
3.4 Mendeskripsikan peran kalor dalam
merubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapan-nya dalam kehidupan
sehari-hari.
a. Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda, perubahan
wujud zat.
b. Menyelidiki faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan.
c. Menyelidiki kalor yang dibu-tuhkan pada saat mendidih dan melebur.
d. Menerapkan hubungan Q = m.C.Δt, Q= m.U dan Q = m.L untuk
menyelesaikan soal-soal.
4.1 Membandingkan sifat fisika dan sifat kimia zat.
a. Membandingkan hasil penga-matan perubahan fisika dan peru-bahan
kimia.
b. Mengklasifikasikan perubahan fisika
dan perubahan kimia.
|
|
|
|
|
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
|
4.2 Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan
sifat fisika dan sifat kimia.
a. Menjelaskan
dasar pemisahan campuran berdasarkan ukuran partikel dan titik didih.
b. Melakukan percobaan penjer-nihan air dengan teknik sederhana
c. Melakukan percobaan untuk memisahkan campuran yang sesu-ai dengan
metoda yang dipilih (penyaringan, destilasi, penguap-an, sublimasi).
4.3 Menyimpulkan perubahan fisika dan
kimia berdasarkan hasil per-cobaan sederhana.
a. Membuat kesimpulan dari
hasil perco baan perubahan fisika dan kimia.
b. Membandingkan karakteristik perubahan kimia
dan fisika berda-sarkan percobaan.
4.4 Mengidetifikasi terjadinya reaksi kimia
melalui percobaan seder-hana
a. Mereaksi dua zat untuk menunjukkan perubahan warna dan suhu.
b. Menyimpulkan ciri-ciri terjadinya reaksi kimia berdasarkan perubahan
warna dan atau suhu.
|
|
|
|
|
|
|
Pondok
Meja, Juli 2009
Mengetahui Guru
Mata Pelajaran
Kepala SMPN 10 Muaro Jambi
Drs. JAMAIN, M.Pd. RINA
GUSWATI, S.Pd.
NIP. 196512131997021001 NIP. 197408012005012005
PERHITUNGAN ALOKASI
WAKTU PERTAUN DAN SEMESTER
SEKOLAH : SMP NEGERI 10KABUPATEN MUARO JAMBI
MATA PELAJARAN : IPA TERPADU
KELAS / SEMESTER : I / I
DAN II
TAHUN PELAJARAN : 2011/2012
A.PEHITUNGAN ALOKASI WAKTU
DALAM SATU TAHUN
No
|
Bulan
|
Banyak pekan
|
Pekan tidak efektif
|
pekan efektif
|
Keterangan
|
1
|
Juli
|
4
|
2
|
2
|
|
2
|
Agustus
|
5
|
0
|
5
|
|
3
|
September
|
4
|
2
|
2
|
|
4
|
Oktober
|
4
|
1
|
3
|
|
5
|
November
|
5
|
0
|
5
|
|
6
|
Desember
|
4
|
2
|
2
|
Libur semester
|
7
|
Januari
|
4
|
0
|
4
|
|
8
|
Pebruari
|
4
|
0
|
4
|
|
9
|
Maret
|
5
|
3
|
2
|
|
10
|
April
|
4
|
3
|
1
|
|
11
|
Mey
|
4
|
0
|
4.
|
|
12
|
Juni
|
4
|
2
|
2
|
Libur panjang
|
|
Jumlah
|
51
|
15
|
36
|
|
Keterangan : Jam
efektif = jumlah pekan efektif X Jumlah jam pelajaran
=
36 pekan X 5 jam pelajaran = 180 jam pelajaran
A.PEHITUNGAN ALOKASI WAKTU SEMESTER I (GANJIL)
No
|
Bulan
|
Banyak pekan
|
Pekan tidak efektif
|
pekan efektif
|
Keterangan
|
1
|
Juli
|
4
|
2
|
2
|
|
2
|
Agustus
|
5
|
0
|
5
|
|
3
|
September
|
4
|
2
|
2
|
|
4
|
Oktober
|
4
|
1
|
3
|
|
5
|
November
|
5
|
0
|
5
|
|
6
|
Desember
|
4
|
2
|
2
|
Libur semester
|
|
Jumlah
|
26
|
7
|
19
|
|
Keterangan : Jam
efektif = jumlah pekan efektif X umlah jam pelajaran
= 19 pekan X 5 jam pelajaran = 95 jam pelajaran
A.PEHITUNGAN ALOKASI WAKTU SEMESTER II (GENAP)
No
|
Bulan
|
Banyak pekan
|
Pekan tidak efektif
|
pekan efektif
|
Keterangan
|
7
|
Januari
|
4
|
0
|
4
|
|
8
|
Pebruari
|
4
|
0
|
4
|
|
9
|
Maret
|
5
|
3
|
2
|
|
10
|
April
|
4
|
3
|
1
|
|
11
|
Mey
|
4
|
0
|
4.
|
|
12
|
Juni
|
4
|
2
|
2
|
Libur panjang
|
|
Jumlah
|
25
|
8
|
17
|
|
Keterangan : Jam
efektif = jumlah pekan efektif X Jumlah jam pelajaran
= 17 pekan X 5 jam pelajaran = 85 jam pelajaran
A.
DISTRIBUSI WAKTU
No
|
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
ALOKASI WAKTU
|
KET
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Mempelajari
Prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan
peralatan
Memahami
klasifikasi zat
Memahami wujud
zat dan perubahannya
Memahami
berbagai sifat fisika dan sifat kimia zat
Memahami gejala-gejala alam melalui
pengamatan
Memahami keanekaragaman mahkluk hidup
Memahami saling ketergantungan dalam
ekosistim
|
1.1.Mendiskripsikan
besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya
1.2.Mendiskripsikan
pengertian suhu dan pengukurannya
1.3.Melakukan
pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan
sering digunakan
2.1.Mengelompokan sifat larutan asam
larutan basa dan alrutan garam melalui alat dan indikator yang tepat
2.2.Melakukan percobaan sederhana
dengan bahan-bahan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari
2.3.Menjelaskan nama unsur dan rumus kimia
sederhana
2.4.Mebandingkan sifat unsur senyawa dan campuran
3.1.Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujud
dan penerapannya dalam kehudupan sehri-hari
3.2.Mendiskripsikan konsep masa jenis dalam
kehidupan sehari-hari
3.3.Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehri-hari
3.4. Mendiskripsikan kalor dalam mengubah wujut zat
dan suhu suatu zat / benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.1. Memabandingkan sifat fisika dan dan sifst
kimia suatu zat
4.2. Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai
cara berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia
4.3. Menyimpulkan perubahan fisika dan perubahan
kimia berdasarkan hasil percobaan sederhana
4.4. Menidentifikasi
terjadinya reaksi kimia melalui percobaan sederhana
ULANGAN HARIAN SEMESTER
GANJIL
5.1. Mengidentifikasi
jenis-jenis gaya, penjumlahan gaya dan pengaruhnya pada suatu benda yang
dikenai gaya
5.2. Menerapkan hukum
newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
5.3. Menggunakan
mikroskop dan peralatan pendukung lainnya untuk mengamati gejala-gejala
kehidupan
5.4. Menerapka
keselamatan kerja dalam melakukan pengamatan gejala-gejala alam
6.1. Mengidentifikasi ciri-ciri
mahkluk hidup
6.2. Mengklasifikasikan
mahkluk hidup berdasarkan ciri-ciri mahkluk hidup
6.3. Mendiskripsikan
keragaman pada sistim organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai
organisme.
7.1. Menentukan ekosistim
dan saling hubungan antara komponrm ekosisitim
7.2. Mengidentifikasikan
pentinganya keanekaragaman mahkluk hidup dalam pelestarian ekosistim
7.3. Memprediksi pengaruh
kepadatan populasi manuasia terhadap lingkungan
7.4. Mengaplikasikan
peran amnusia dalam pengelolaan lingkungan
ULANGAN HARIAN SEMESTER GENAP
|
6x 40’
4x 40’
4x 40’
4x 40’
4x40’
4x40’
4x 40’
4x 40’
6x 40’
4x 40’
5 x 40’
4x 40’
4x 40’
4x 40’
5x 40’
6 x 40’
6
x 40’
8
x 40’
8
x 40’
4x
40’
4x
40’
6x
40’
6x
40’
8
x 40’
6x
40’
6x
40’
6x
40’
6x
40’
|
|
Mengetahui
Pondok
meja, 1 Juli 2009
Kepala SMP Negeri 11 muaro Jambi Guru mata pelajaran
Drs. Jamain, M.Pd RINA GUSWATI,
SPd
NIP132 166 314 NIP.
430 014 201
Langganan:
Postingan (Atom)