Minggu, 26 Februari 2012

KI

CARA MENENTUAN KADAR VITAMIN C
PADA BUAH TOMAT
( Lycopersicum Esculentum Mill)
DENGAN METODE IODIMETRI

KARYA ILMIAH
Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Mata Kuliah Penulisan KI
Yang diampu oleh:
Dr. Herman Budiyono
Dr. Sudaryono


Oleh
RINA GUSWATI



logo Unja





PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
Oktober 2011
DAFTAR ISI

                       
DAFTAR ISI .................................................................................................                     i
I.       PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang……………………………………….....................           3 
1.2 Rumusan masalah……………………………................................           4
1.3 Asumsi…………………………………………….........................           4 
1.4  Hipotesis………………………………………….........................           4 
     1.5 Tujuan penelitian…………………………………........................           5
1.6  Batasan masalah………………………………….........................           5
1.7 Manfaat penelitian………………………………..........................            5
II.      TINJAUAN PUSTAKA/PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Penemuan Vitamin C………………………......................           6
2.2 Karakteristik dan Struktur Vitamin C.............................................            6
2.3 Vitamin C dari segi kegunaan……………………........................             7
2.4 Sumber dan kebutuhan Vitamin ....................................................             7
2.5Penentuan kadar vitamin C (asam askorbat)...................................             7
2.6 Hasil Penelitian...............................................................................             8
III. PENUTUP
3.1    Kesimpulan ......................................................................................      11         
3.2    Saran .............................................................................................          11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................                     12










I. PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh untuk pemeliharaan kesehatan. Kekurangan salah satu vitamin akan timbul suatu penyakit yang disebut Avitaminosis atau Defisiensi (Soerjodibroto,1985)
Prawirahartono (1987), Menjelaskan bahwa vitamin hanya berfungsi sebagai pelengkap makanan yang diperlukan untuk kehidupan. Kesehatan dan pertumbuhan.
Vitamin terbagi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak (minyak) yaitu A, D, E, dan K.dan vitamin yang larut dalam air seperti B1, B2, B6, B12, H dan C. (Andarwulan dan koswara, 1993). Vitamin C dalam tubuh berfungsi menjaga kesehatan dari berbagai penyakit seperti penyembuhan luka, kesehatan gusi, menurunkan kolesterol serta anti radang (setiawan, 1994)
Defisiensi vitamin C dalam tubuh manusia mengakibatkan penyakit jantung, penyempitan pembuluh darah Artritis, Pilek katarak, kanker serta dalam keadaan yang lebih fatal timbul skorbut yang fatal  (Corputty, 1983).
Pengalaman sejarah mengatakan selain jeruk buah tomat juga mengandung kadar vitamin C yang cukup tinggi sehingga dapat menggantikan fungsi jeruk. Kandungan vitamin C dari buah tomat berbeda dalam soedatama (1991) adalah 23 mg dalam setiap 100 gr tomat, Sedangkan wirakusuma (1994) bdan tugiyono (1994) berturut-turut adalah 34 dan 40 mg setiap 100 gr tomat. Setiap pendapat para ahli tersebut belum menjelaskan  tomat jenis mana yang mengandung kadar Vitamin C yang terbanyak dan yang sedikit. Hal ini disebabkan karena berbagai jenis tomat mempunyai rasa asam berbeda. Mungkin tomat yang rasanya asam mengandung kadar Vitamin C (Asam Askorbat) yang lebih tinggi dibandingkan dengan tomat  yang rasanya manis. Berdasarkan latar belakang diatas Maka peneliti tertatik untuk mengangkat masalah yang berjudul  “ PENENTUAN KADAR VITAMIN C  ( Lycopersicum Esculentum Mill) PADA TOMAT DENGAN METODA TITRASI IODIMETRI”
Pada Penentuan kadar Vitamin C dalam buah tomat dilakukan dengan metoda titrasi iodimetri. Metoda ini didasarkan pada sifat reaksi Oksidasi reduksi (Redoks) Vitamin C oleh larutan iodium. Metoda ini Efektif Untuk mengukur kadar Vitamin C dalam tablet Vitamin C, dan kurang efektif untuk mengukur kandungan Vitamin C dalam bahan pangan karena adanya komponen lain selain vitamin C yang bersifat pereduksi dimana senyawa tersebut adalah mempunyai titik akhir titrasi yang sama dengan warna titik akhir   Vitamin C  dengan Iodium. Walaupun demikian (Andarwulan dan koswara, 19989) menjelaskan bahwa metodaini menuntut pekerjaan dan pemilihan  atau pemakaian bahan kimia yang sesuai. Modifikasi ini dapat dilakukan dengan penambahan H2S kedalam sampel  yang dianalisis dengan tujuan mengubah kembali senyawa dehidro asam askorbat  menjadi asam L-askorbat dengan  demikian kadar vitamin C secara total dapat ditentukan.
Titrasi Iodimetri adalah titrasi langsung dengan menggunakan larutan standar iodium, dimana titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna kuning menjadi biru dengan bantuan indikator kanji Walter Scunack, Klaus mayer,  Manfred Haake, 1990).
Sehubungan dengan semakin banyaknya bahan makanan yang mengandung vitamin dan semakin bertambah pula orang tertarik terhadapnya,  maka perlu diadakan suatu penelitian untuk menentukan kadar vitamin C dalam buah tomat.

1.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul permasalahan yaitu Tomat jenis mana yang kadar Vitamin C nya yang lebih tinggi dan jenis mana pula yang mengandung kadar vitamin C yang lebih rendah. Dapat dirumuskan bahwa tomat yang rasanya asam akan mengandung kadar vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan dengan tomat yang rasanya manis (kurang asam) karena vitamin C mempunyai rasa asam. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kadar vitamin C dari  ketiga jenis tomat tersebut.

1.3   Asumsi
Pada latar belakang dijelaskan bahwa ada tomat yang rasanya asam dan manis, bertolak kepada hal tersebut serta literatur yang ada maka peneliti berasumsi bahwa tomat yang kecil-kecil (tomat Jambi) yang rasanya asam akan mengandung kadar Vitamin C yang  lebih tinggi dibandingkan dengan tomat yang jenis apel yang rasanya manis ( Muchtadi, 1989).

1.4   Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kadar vitamin C dalam buah tomat jambi dan kadar vitamin C dalam buah tomat padang dan bandung.
Ha  : Terdapat perbedaan yang nyata antara kadar kadar vitamin C dalam buah tomat jambi dan kadar vitamin C dalam buah tomat padang dan bandung.

1.5   Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
(1)         Untuk menentukan kadar vitamin C dari ketiga jenis tomat dengan metoda titrasi iodimetri.
(2)         Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar vitamin C dalam buah tomat jambi, tomat padang dan tomat bandung.

1.6   Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1)         Penelitian dilakukan terhadap tiga jenis tomat yaitu tomat jambi, tomat padang dan tomat bandung.
(2)         Hanya untuk menentukan kadar vitamin C dalam masing-masing tomat tersebut dengan metoda titrasi Iodimetri dengan menggunakan larutan standar iodium.

1.7   Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1)         Memberi gambaran tentang cara menganalisa vitamin C dalam buah-buahan dengan metoda titrasi iodimetri.
(2)         Memberikan imformasi kepada masyarakat luas bahwa buah tomat mempunyai potensi yang sangat besar sebagai sumber vitamin C serta memberi imformasi tentang jenis tomat yang mengandung kadar vitamin Cyang lebih tinggi.









II. TINJAUAN PUSTAKA/PEMBAHASAN

2.1  Sejarah Penemuan Vitamin C
Vitamin C diartikan sebagai senyawa organik yang tidak dapat diproduksi dalam tubuh manusia, tetapi diambil melaui bahan makanan dalam jumlah yangrelatif kecil, sehingga tidak dapat memberi tenaga. Meskipun demikian, zat-zat tersebut perlu bagi pemeliharaan tubuh agar dapat bekerja secara normal. Vitamin-vitamin dapat dianggap sebagai katalisator–katalisator organik yang mengatur Prosesstukaran zat, dalam tugasnya zat tersebut dapat disamakan dengan enzim-enzim. Vitamin tersebut dalam tubuh disintesis dari asam glukoronat atau galaktonat yang dibentuk dari glukosa dalam proses biosintesis (Goodmsn,1994).
Pada tahun 1928, Vitamin C pertama kali dimurnikan oleh Albert Szent Gyorgyi, seorang ahli kimia Honggaria yang pertama kali menamakan vitamin C dengan nama asam Heksuronst. Kemudian oleh ilmuwan Amerika, Waugh dan King, diberi nama vitamin C. Zat ini banyak terdapat dalam sayuran  dan buah-buahan segar seperti  kol, buah jeruk, tomat, Paprika (sejenis bumbu yang terkenal di Honggaria) dan juga terdapat dalam kalenjer adrenal hewan. Selanjutnya Szent Gyorgyi merubah nama kimia vitamin C dari Heksuronat menjadi asam askorbat, sebuah asam yang menunjukan bahwa senyawa yang bersifat asam dapat mencegah dan menyembuhkan skorbut (Sakidja, 1989).

2.2   Karakteristik dan struktur Vitamin C
Struktur kimia vitamin C mirip dengan senyawa monosakarida (Heksosa) yang terdiri 6 atom karbon dan mempuanyai rumus kimia C­6 H8 O6 dengan masa relatyif (Mr) 176, 12.  Vitamin c sesuai dengan struktur kimianya juga disebut asam askorbat, merupakan vitamin yang tidak mengandung gugus amina dan tergolong vitamin yang paling sederhana. Pada umumnya vitanin C terdapat dialam sebagai asam L-askorbat, sedangkan D-askorbat jarang ditemukan dialam dan hanya memiliki sepuluh persen aktifitasnya sebagai asam askorbat. Biasanya asam D-askorbat  ditambahkan kedalam makanan sebagai anti oksidan untuk menghindari pembentukan senyawa nitrosamin (karsinogenik) dalam makanan yang mengandung natrium nitrit dan mencegah reaksi pencoklatan enzimatik pada makanan (Andarwulan dan Koswara, 1989).

2.3   Vitamin C dari segi kegunaannya
Peranan vitamin C adalah mempertahankan zat-zat interseluler normal tulang rawan, denti dan tulang (Kusnawidjaja,1991). Defisiensi vitamin C akan menyebabkan terjadinya penyakit skorbut. Penyakit ini biasanya jarang terjadi pada bayi. Gejala penyakit ini biasanya ditandai terjadinya pembekuan tenunan kolagen. Infeksi dan demam.  
Vitamin C dalam menjaga dan memperkuat daya tahan tubuh terhadap bahan infeksi, khususnya berhubungan dengan fungsi sel darah putih yang merupakan kekuatan vitamin C lainnya dalam memerangi artritis, Penelitian menunjukan peranan yang sangat penting yang dimainkan oleh mikroorganisme pada artritis. Peranan ganda vitamin C dalam membentuk produksi limfosit, memacu tingkat sirkulasi antibody pada sintesis senyawa komplemen.Prokduksi interferon sebagai senyawa anti virus alami yang menghambat produksi prostagladin yang berperan dalam respon imformasi bengkak, sakit melepuh dan panas. Penggunaan vitamin C pada alergi merupakan bagian yang terpenting dari pengobatan penyakit artritis (Goodman, 1994).
Sejak tahun 1957 vitamin telah digunakan mengobati penyakit jantung dan mempunyai pengaruh tetap terhadap diabetes dan hipoglikemia. Tingginya kolesterol didalam tubuh berhubungan erat denganresiko penyakit jantung adalah dengan cara meningkatkan laju pembuangan kolesterol dalam bentuk asam empedu yang diekskresikan melalui usus halus. Meningkatkan kadar High Density Lipoprotein dan melalui pengaruh pencacar, meningkatkan pembuangan kotoran (goodman, 1994).

2.4  Sumber dan kebutuhan Vitamin C.
Sumber vitamin yang terbaik berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan, seperti: buah sitrun, arbei, semangka, tomat, cabe kol merah, kentang, jeruk nenas, jambu, selada hijau atau sayuran yang berdaun hijau. Sedangkan buah yang tidak asam, seperti: pisang, pear dan peach kandungan vitamin c-nya rendah (Winarno, 1988).

2.5  Penentuan kadar vitamin C (asam askorbat)
Analisa kwantitaif vitamin C dalam buah tomat pada penelitian ini dilakukan dengan metode titrasi Iodimetri. Dalam menganalisa asam askorbat dalam buah-buahan memerlukan cara-cara yang tepat dan kepekaan yang tinggi. Karena larutan asam askorbat mudah teroksidasi dan kandungannya dalam buah-buahan relatif kecil.
Metoda titrasi dalam bidang kimia analitik merupakan satu metoda yang dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu zat dalam cuplikan dengan reaksi stoikiometri antara zat yang bertindak sebagai pentitrasi dengan zat yang dititrasi.
Dalam metoda ini vitamin C dalam cuplikan distabilkan dengan asam sulfat 10% dan ditambahkan indikator  amilum 1 % langsung dititrasi dengan larutan standar iodium yang telah disiapkan/distandarisasi terlebih dahulu sehingga pada titik akhir titrasi timbul perubahan warna kuning menjadi biru.
Pada penelitian ini buah tomat digunakan sebagai cuplikan dan larutan iodium lasam dehidro askorbat dan iodium mengalami reduksi.
Reaksi akan berlangsung sampai semua asam askorbat yang berada dalam sampel dioksidasi oleh iodium menjadi asam dehidro askorbat.
Langkah kerja dari penelitian dengan metode titrasi Iodimetri yang menggunakan larutan standar iodium. Pertamakali iodium distandarisasi dengan larutan tiosulfat, tiosulfat yang digunakan adalah tiosulfat larutan standar baku yang telah distandarisasi dengan larutan kaliumdikromat. Titrasi tiosulfat dengan kalium dikromat adalah titrasi tidak langsung, Kaliumdikromat akan mereduksi semua KI sehingga terbentuk iodium. Iodium yang terbentuk akan bereaksi dengan tiosulfat  membentuk warna biru dengan bantuan indikator amilum.
Titrasi tiosulfat dengan iodium pada prinsipnya sama dengan titrasi antara iodium dengan vitamin C yaitu titrasi langsung.  Pada penentuan titik stikiometri antara reaksi redoks tersebut adalah tergantung pada jumlah elektron yang dilepas. Reaksi tersebut melibatkan 2 e-. Dalam Anonim (1979), dijelaskan 1 ml I2  0.001 N  setara 0.88 mg vitamin C.

2.6  Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap buah tomat, sampel keseluruhan diperoleh dipasar angso duo jambi 3 jenis tomat segar yaitu tomat jambi tomat padang dan tomat bandung. Diperoleh data pada lampiran 1. kadar vitamin C dalam setiap 100 g tomat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.




Tabel  3 kadar vitamin C dari 3 jenis tomat .
No
Jenis tomat
Ulangan (n)
Mg vitamin c/100 g
1
Jambi (A)
3
39,76
2
Padang (B)
3
34,52
3
Bandung (C)
3
25,38

Pada tabel dapat dilihat bahwa F hitung < F tabel hipotesis diterima. Perbedaan kadar vitamin C dalam masing-masing tomat dilakukan uji Anova dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Pada tabel diatas terlihat bahwa kadar dari ketiga sampel (A, B, C) berbeda.  Perbedaan yang diperoleh tersebut belum dapat dikatakan signifikan karena perbedaan yang terlihat nyata kadang kala secara statistik belum dapat dikatakan berarti., maka untuk melihat perbedaan tersebut  dilakukan uji Anova satu arah. Perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 3 pada skripsi yang dibuat pada tabel 3.
Sampel diulang sebanyak 3 kali masing-masing dilakukan 3 kali percobaan diperoleh hasil pada lampitran 1. dari hasil tersebut digunakan untuk uji metoda kadar vitamin C dalam buah tomat. Hasil uji ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. Tabel hasil uji anova untuk metoda pada pengulangan tiap sampel.
No
Klasifikasi
Mean  
  n
F  hit
F tab
Ket
1
Perlakuan 1
39,76
3
3,017
5,14
Ho:  di
2
Perlakuan 2
34,53
3


terima
3
Perlakuan 3
25,38.
3



Pada tabel dapat dilihat bahwa F hitung < F tabel hipotesis diterima. Perbedaan kadar vitamin C dalam masing-masing tomat dilakukan uji anova dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5 : Hasil Uji Anova kadar vitamin c dalam buah tomat.
variasi
Df
JK
JKR
F hit
F tab
Ket
Klp
2
314,3
157,15
2345,52
5,14
Ho:ditolak
Sesatan
6
0,4
0,067




Pada tabel dapat dilihat Ho ditolak dimana F hitung > F tabel. Berarti kadar dari masing-masing tomat adalah berbeda nyata. Namun demikian kadar vitamin C yang tertinggi terdapat pada tomat jambi. Dan kadar vitamin C yang terendah terdapat pada tomat bandung.           
2.  Pembahasan
Hasil penelitian terlihat bahwa porsentase vitamin C antara masing-masing tomat  yang dianalisa berbeda nyata yaitu tomat jambi 39,76 % tomat padang 34,53 % dan tomat bandung 25,38 %.
Pada masing-masing percobaan dapat dilihat bahwa tingkat akurasi tinggi dengan menggunakan metoda ini dapat dilihat pada tabel 4. bahwa F hitung < F tabel berarti Ho diterima. Kesalahan titrasi 4 % berarti kerja titrasi tidak terlalu menyimpang dari yang sebenarnya.
Hasil pehitungan pada lampiran 3  dan dibuat pada tabel 5 didapat F hitung  2345,52 sedangkan F tabel 5,14 ( lihat lampiran 15 pada skripsi). Disini jelas F hitung > F tabel yaitu terdapatnya perbedaan yang nyata kadar vitamin C pada masingh-masing tomat. Perbedaan yang nyata tersebut adalah disebabkan oleh rasa asam. Dimana tomat yang rasanya lebih asam  banyak kadar vitamin C dibandingkan dengan tomat yang rasanya manis sesuai denga yang dijelaskan dalam Mucthadi (1989).
Hasil penelitian yang kadang kala tidak sesuai dengan hasil yang ada pada literatur  ini disebabkan sampel sudah lama dan disinari cahaya matahari. Sesuai dengan yang dijelaskan dalm Kusnawijaya (1993). Bahwa kadar vitamin C akan berkurang apabila disinari oleh cahaya matahari, keadaan basah, suhu panas dan mudah rusak dalam penyimpanan, mudah teroksidasi oleh udara luar, stabil dalam keadaan netral .  Penggunaan metoda dalam penelitian ini cukup akurat, dapat dilihat dari hasil penelitian yang diperoleh, dimana kadarnya sudah mendekati hasil yang ada pada literatur. Dibuktikan dengan menggunakan standar baku vitamin C yang dapat dilihat pada lampiran 7, bahwa kesalahan titrasi sangat kecil 4 % sehingga hasil yang diperoleh pada pengujian sampel adalah hasil yang sebenarnya, dan metoda ini sudah layak digunakan dalam penentuan kadar suatu zat.




III.        PENUTUP

3.1  Kesimpulan.
Hasil penelitian terhadap 3 jenis tomat: yaitu
1. Kadar vitamin C yang tertinggi terdapat pada tomat jambi dan kadar vitamin C yang terendah pada tomat bandung. Tomat jambi (A)> tomat padang (B) > tomat bandung  (C)
2. Terdapatnya perbedaan yang nyata antara kadar vitamin C pada tomat jambi, padang, dan bandung.Setelah diuji secara statistik dengan uji anova satu arah, ternyata kadar vitamin C yang tertinggi adalah pada tomat jambi yang rasanya lebih asam dan kadar yang terendah pada tomat bandung yang rasanya lebih manis.
3. Besarnya kadar vitamin C pada pada masing-masing tomat adalah:
-          tomat jambi 39,76 mg/100 g
-          tomat padang 34,53  mg/100g
-          tomat bandung 25,38  mg/100g
4. Kadar vitamin C akan berkurang pengaruh lama penyimpanan dan suhu lingkungan.

3.2  Saran.
Dalam penelitian ini telah dilkukan penelitian penentuan kadar vitamin C pada 3 jenis tomat yang dijual di angso duo jambi dengan menggunakan metoda titrasi Iodimetri. Disarankan pada peneliti berikutnya untuk dapat meneliti jenis tomat lain ditempat yang sama dan tomat pada penaman yang berbeda dengan menggunakan metoda yang sama selain itu kepada masyarakat diharapkan dapat mengolah buah tomat jambi menjadi minuman yang disukai serta dapat mengambil tomat yang mempunyai kadar vitamin C yang tertinggi sebagai bahan minuman.








DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi ke-3, Departemen kesehatan Republik Indonesia.
Andarwulan dan koswara, 1989. Kimia vitamin, Institut pertanian Bogor.
Anonim , 1993, Tomat pembudidayaan secara komersial, Penebar swadaya, Jakarta.
Corputty,  W. J ., 1983 Ilmu gizi, Balai Pustaka, Jakarta
Day, R. A., dan Underwood, J.H., 1988. Analisa Kimia Kwantitatif, Erlangga, Jakarta.
Goodman, 1994. Ester –C vitamin c genersi III, Gramedia, Jakarta.
Kusnawidjaya, 1993. Biokimia Alumni, Bandung.
Marsetyo, H. dan Krtopoetra, 1991. Ilmu gizi, Bhineka Cipta, Jakarta.
Muchtadi, D., 1989. Evaluasi Nilai Gizi Vitamin, Depdikbud, Bogor.
Mutcler, 1991. Dinamika Obat Bandung.
Prawirohartono, S., dan Sutarmi , S., 1991, Buku PelajaranBiologi Teori danSoal SMA, Erlangga, Jakarta.
Rukmana,R., 1994, Tomat dan Cerii Depdikbud, Jakarta.
Schuknak,W., dkk, 1990, Senyawa Obat,  UGM, Yogyakarta.
Soedatama, A.D., 1991, Ilmu Gizi ( Edisi II jilid I ), Dian Rakyat, Jakarta. 
Setiawan, I.A., 1994, Sayuran Dataran Tinggi, Penebar Swadaya, Jakarta.
Sudjana, 1989. Metode Statistik ( Edisi ke-5 ) , Tarsito, Bandung.
Suhardjo-Clara, M.K. 1992, Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi, Kanisius IPB, Bandung.
Tugiyono, H. , 1994. Bertanam Tomat, Penebar Swadaya, Jakarta.
Wirakusuma, 1994. Buah dan Sayuran untuk Terapi, Penebar Swadaya, Jakarta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar