Minggu, 26 Februari 2012

KI

CARA MENENTUAN KADAR VITAMIN C
PADA BUAH TOMAT
( Lycopersicum Esculentum Mill)
DENGAN METODE IODIMETRI

KARYA ILMIAH
Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Mata Kuliah Penulisan KI
Yang diampu oleh:
Dr. Herman Budiyono
Dr. Sudaryono


Oleh
RINA GUSWATI



logo Unja





PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
Oktober 2011
DAFTAR ISI

                       
DAFTAR ISI .................................................................................................                     i
I.       PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang……………………………………….....................           3 
1.2 Rumusan masalah……………………………................................           4
1.3 Asumsi…………………………………………….........................           4 
1.4  Hipotesis………………………………………….........................           4 
     1.5 Tujuan penelitian…………………………………........................           5
1.6  Batasan masalah………………………………….........................           5
1.7 Manfaat penelitian………………………………..........................            5
II.      TINJAUAN PUSTAKA/PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Penemuan Vitamin C………………………......................           6
2.2 Karakteristik dan Struktur Vitamin C.............................................            6
2.3 Vitamin C dari segi kegunaan……………………........................             7
2.4 Sumber dan kebutuhan Vitamin ....................................................             7
2.5Penentuan kadar vitamin C (asam askorbat)...................................             7
2.6 Hasil Penelitian...............................................................................             8
III. PENUTUP
3.1    Kesimpulan ......................................................................................      11         
3.2    Saran .............................................................................................          11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................                     12










I. PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh untuk pemeliharaan kesehatan. Kekurangan salah satu vitamin akan timbul suatu penyakit yang disebut Avitaminosis atau Defisiensi (Soerjodibroto,1985)
Prawirahartono (1987), Menjelaskan bahwa vitamin hanya berfungsi sebagai pelengkap makanan yang diperlukan untuk kehidupan. Kesehatan dan pertumbuhan.
Vitamin terbagi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak (minyak) yaitu A, D, E, dan K.dan vitamin yang larut dalam air seperti B1, B2, B6, B12, H dan C. (Andarwulan dan koswara, 1993). Vitamin C dalam tubuh berfungsi menjaga kesehatan dari berbagai penyakit seperti penyembuhan luka, kesehatan gusi, menurunkan kolesterol serta anti radang (setiawan, 1994)
Defisiensi vitamin C dalam tubuh manusia mengakibatkan penyakit jantung, penyempitan pembuluh darah Artritis, Pilek katarak, kanker serta dalam keadaan yang lebih fatal timbul skorbut yang fatal  (Corputty, 1983).
Pengalaman sejarah mengatakan selain jeruk buah tomat juga mengandung kadar vitamin C yang cukup tinggi sehingga dapat menggantikan fungsi jeruk. Kandungan vitamin C dari buah tomat berbeda dalam soedatama (1991) adalah 23 mg dalam setiap 100 gr tomat, Sedangkan wirakusuma (1994) bdan tugiyono (1994) berturut-turut adalah 34 dan 40 mg setiap 100 gr tomat. Setiap pendapat para ahli tersebut belum menjelaskan  tomat jenis mana yang mengandung kadar Vitamin C yang terbanyak dan yang sedikit. Hal ini disebabkan karena berbagai jenis tomat mempunyai rasa asam berbeda. Mungkin tomat yang rasanya asam mengandung kadar Vitamin C (Asam Askorbat) yang lebih tinggi dibandingkan dengan tomat  yang rasanya manis. Berdasarkan latar belakang diatas Maka peneliti tertatik untuk mengangkat masalah yang berjudul  “ PENENTUAN KADAR VITAMIN C  ( Lycopersicum Esculentum Mill) PADA TOMAT DENGAN METODA TITRASI IODIMETRI”
Pada Penentuan kadar Vitamin C dalam buah tomat dilakukan dengan metoda titrasi iodimetri. Metoda ini didasarkan pada sifat reaksi Oksidasi reduksi (Redoks) Vitamin C oleh larutan iodium. Metoda ini Efektif Untuk mengukur kadar Vitamin C dalam tablet Vitamin C, dan kurang efektif untuk mengukur kandungan Vitamin C dalam bahan pangan karena adanya komponen lain selain vitamin C yang bersifat pereduksi dimana senyawa tersebut adalah mempunyai titik akhir titrasi yang sama dengan warna titik akhir   Vitamin C  dengan Iodium. Walaupun demikian (Andarwulan dan koswara, 19989) menjelaskan bahwa metodaini menuntut pekerjaan dan pemilihan  atau pemakaian bahan kimia yang sesuai. Modifikasi ini dapat dilakukan dengan penambahan H2S kedalam sampel  yang dianalisis dengan tujuan mengubah kembali senyawa dehidro asam askorbat  menjadi asam L-askorbat dengan  demikian kadar vitamin C secara total dapat ditentukan.
Titrasi Iodimetri adalah titrasi langsung dengan menggunakan larutan standar iodium, dimana titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna kuning menjadi biru dengan bantuan indikator kanji Walter Scunack, Klaus mayer,  Manfred Haake, 1990).
Sehubungan dengan semakin banyaknya bahan makanan yang mengandung vitamin dan semakin bertambah pula orang tertarik terhadapnya,  maka perlu diadakan suatu penelitian untuk menentukan kadar vitamin C dalam buah tomat.

1.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul permasalahan yaitu Tomat jenis mana yang kadar Vitamin C nya yang lebih tinggi dan jenis mana pula yang mengandung kadar vitamin C yang lebih rendah. Dapat dirumuskan bahwa tomat yang rasanya asam akan mengandung kadar vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan dengan tomat yang rasanya manis (kurang asam) karena vitamin C mempunyai rasa asam. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kadar vitamin C dari  ketiga jenis tomat tersebut.

1.3   Asumsi
Pada latar belakang dijelaskan bahwa ada tomat yang rasanya asam dan manis, bertolak kepada hal tersebut serta literatur yang ada maka peneliti berasumsi bahwa tomat yang kecil-kecil (tomat Jambi) yang rasanya asam akan mengandung kadar Vitamin C yang  lebih tinggi dibandingkan dengan tomat yang jenis apel yang rasanya manis ( Muchtadi, 1989).

1.4   Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kadar vitamin C dalam buah tomat jambi dan kadar vitamin C dalam buah tomat padang dan bandung.
Ha  : Terdapat perbedaan yang nyata antara kadar kadar vitamin C dalam buah tomat jambi dan kadar vitamin C dalam buah tomat padang dan bandung.

1.5   Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
(1)         Untuk menentukan kadar vitamin C dari ketiga jenis tomat dengan metoda titrasi iodimetri.
(2)         Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar vitamin C dalam buah tomat jambi, tomat padang dan tomat bandung.

1.6   Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1)         Penelitian dilakukan terhadap tiga jenis tomat yaitu tomat jambi, tomat padang dan tomat bandung.
(2)         Hanya untuk menentukan kadar vitamin C dalam masing-masing tomat tersebut dengan metoda titrasi Iodimetri dengan menggunakan larutan standar iodium.

1.7   Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1)         Memberi gambaran tentang cara menganalisa vitamin C dalam buah-buahan dengan metoda titrasi iodimetri.
(2)         Memberikan imformasi kepada masyarakat luas bahwa buah tomat mempunyai potensi yang sangat besar sebagai sumber vitamin C serta memberi imformasi tentang jenis tomat yang mengandung kadar vitamin Cyang lebih tinggi.









II. TINJAUAN PUSTAKA/PEMBAHASAN

2.1  Sejarah Penemuan Vitamin C
Vitamin C diartikan sebagai senyawa organik yang tidak dapat diproduksi dalam tubuh manusia, tetapi diambil melaui bahan makanan dalam jumlah yangrelatif kecil, sehingga tidak dapat memberi tenaga. Meskipun demikian, zat-zat tersebut perlu bagi pemeliharaan tubuh agar dapat bekerja secara normal. Vitamin-vitamin dapat dianggap sebagai katalisator–katalisator organik yang mengatur Prosesstukaran zat, dalam tugasnya zat tersebut dapat disamakan dengan enzim-enzim. Vitamin tersebut dalam tubuh disintesis dari asam glukoronat atau galaktonat yang dibentuk dari glukosa dalam proses biosintesis (Goodmsn,1994).
Pada tahun 1928, Vitamin C pertama kali dimurnikan oleh Albert Szent Gyorgyi, seorang ahli kimia Honggaria yang pertama kali menamakan vitamin C dengan nama asam Heksuronst. Kemudian oleh ilmuwan Amerika, Waugh dan King, diberi nama vitamin C. Zat ini banyak terdapat dalam sayuran  dan buah-buahan segar seperti  kol, buah jeruk, tomat, Paprika (sejenis bumbu yang terkenal di Honggaria) dan juga terdapat dalam kalenjer adrenal hewan. Selanjutnya Szent Gyorgyi merubah nama kimia vitamin C dari Heksuronat menjadi asam askorbat, sebuah asam yang menunjukan bahwa senyawa yang bersifat asam dapat mencegah dan menyembuhkan skorbut (Sakidja, 1989).

2.2   Karakteristik dan struktur Vitamin C
Struktur kimia vitamin C mirip dengan senyawa monosakarida (Heksosa) yang terdiri 6 atom karbon dan mempuanyai rumus kimia C­6 H8 O6 dengan masa relatyif (Mr) 176, 12.  Vitamin c sesuai dengan struktur kimianya juga disebut asam askorbat, merupakan vitamin yang tidak mengandung gugus amina dan tergolong vitamin yang paling sederhana. Pada umumnya vitanin C terdapat dialam sebagai asam L-askorbat, sedangkan D-askorbat jarang ditemukan dialam dan hanya memiliki sepuluh persen aktifitasnya sebagai asam askorbat. Biasanya asam D-askorbat  ditambahkan kedalam makanan sebagai anti oksidan untuk menghindari pembentukan senyawa nitrosamin (karsinogenik) dalam makanan yang mengandung natrium nitrit dan mencegah reaksi pencoklatan enzimatik pada makanan (Andarwulan dan Koswara, 1989).

2.3   Vitamin C dari segi kegunaannya
Peranan vitamin C adalah mempertahankan zat-zat interseluler normal tulang rawan, denti dan tulang (Kusnawidjaja,1991). Defisiensi vitamin C akan menyebabkan terjadinya penyakit skorbut. Penyakit ini biasanya jarang terjadi pada bayi. Gejala penyakit ini biasanya ditandai terjadinya pembekuan tenunan kolagen. Infeksi dan demam.  
Vitamin C dalam menjaga dan memperkuat daya tahan tubuh terhadap bahan infeksi, khususnya berhubungan dengan fungsi sel darah putih yang merupakan kekuatan vitamin C lainnya dalam memerangi artritis, Penelitian menunjukan peranan yang sangat penting yang dimainkan oleh mikroorganisme pada artritis. Peranan ganda vitamin C dalam membentuk produksi limfosit, memacu tingkat sirkulasi antibody pada sintesis senyawa komplemen.Prokduksi interferon sebagai senyawa anti virus alami yang menghambat produksi prostagladin yang berperan dalam respon imformasi bengkak, sakit melepuh dan panas. Penggunaan vitamin C pada alergi merupakan bagian yang terpenting dari pengobatan penyakit artritis (Goodman, 1994).
Sejak tahun 1957 vitamin telah digunakan mengobati penyakit jantung dan mempunyai pengaruh tetap terhadap diabetes dan hipoglikemia. Tingginya kolesterol didalam tubuh berhubungan erat denganresiko penyakit jantung adalah dengan cara meningkatkan laju pembuangan kolesterol dalam bentuk asam empedu yang diekskresikan melalui usus halus. Meningkatkan kadar High Density Lipoprotein dan melalui pengaruh pencacar, meningkatkan pembuangan kotoran (goodman, 1994).

2.4  Sumber dan kebutuhan Vitamin C.
Sumber vitamin yang terbaik berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan, seperti: buah sitrun, arbei, semangka, tomat, cabe kol merah, kentang, jeruk nenas, jambu, selada hijau atau sayuran yang berdaun hijau. Sedangkan buah yang tidak asam, seperti: pisang, pear dan peach kandungan vitamin c-nya rendah (Winarno, 1988).

2.5  Penentuan kadar vitamin C (asam askorbat)
Analisa kwantitaif vitamin C dalam buah tomat pada penelitian ini dilakukan dengan metode titrasi Iodimetri. Dalam menganalisa asam askorbat dalam buah-buahan memerlukan cara-cara yang tepat dan kepekaan yang tinggi. Karena larutan asam askorbat mudah teroksidasi dan kandungannya dalam buah-buahan relatif kecil.
Metoda titrasi dalam bidang kimia analitik merupakan satu metoda yang dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu zat dalam cuplikan dengan reaksi stoikiometri antara zat yang bertindak sebagai pentitrasi dengan zat yang dititrasi.
Dalam metoda ini vitamin C dalam cuplikan distabilkan dengan asam sulfat 10% dan ditambahkan indikator  amilum 1 % langsung dititrasi dengan larutan standar iodium yang telah disiapkan/distandarisasi terlebih dahulu sehingga pada titik akhir titrasi timbul perubahan warna kuning menjadi biru.
Pada penelitian ini buah tomat digunakan sebagai cuplikan dan larutan iodium lasam dehidro askorbat dan iodium mengalami reduksi.
Reaksi akan berlangsung sampai semua asam askorbat yang berada dalam sampel dioksidasi oleh iodium menjadi asam dehidro askorbat.
Langkah kerja dari penelitian dengan metode titrasi Iodimetri yang menggunakan larutan standar iodium. Pertamakali iodium distandarisasi dengan larutan tiosulfat, tiosulfat yang digunakan adalah tiosulfat larutan standar baku yang telah distandarisasi dengan larutan kaliumdikromat. Titrasi tiosulfat dengan kalium dikromat adalah titrasi tidak langsung, Kaliumdikromat akan mereduksi semua KI sehingga terbentuk iodium. Iodium yang terbentuk akan bereaksi dengan tiosulfat  membentuk warna biru dengan bantuan indikator amilum.
Titrasi tiosulfat dengan iodium pada prinsipnya sama dengan titrasi antara iodium dengan vitamin C yaitu titrasi langsung.  Pada penentuan titik stikiometri antara reaksi redoks tersebut adalah tergantung pada jumlah elektron yang dilepas. Reaksi tersebut melibatkan 2 e-. Dalam Anonim (1979), dijelaskan 1 ml I2  0.001 N  setara 0.88 mg vitamin C.

2.6  Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap buah tomat, sampel keseluruhan diperoleh dipasar angso duo jambi 3 jenis tomat segar yaitu tomat jambi tomat padang dan tomat bandung. Diperoleh data pada lampiran 1. kadar vitamin C dalam setiap 100 g tomat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.




Tabel  3 kadar vitamin C dari 3 jenis tomat .
No
Jenis tomat
Ulangan (n)
Mg vitamin c/100 g
1
Jambi (A)
3
39,76
2
Padang (B)
3
34,52
3
Bandung (C)
3
25,38

Pada tabel dapat dilihat bahwa F hitung < F tabel hipotesis diterima. Perbedaan kadar vitamin C dalam masing-masing tomat dilakukan uji Anova dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Pada tabel diatas terlihat bahwa kadar dari ketiga sampel (A, B, C) berbeda.  Perbedaan yang diperoleh tersebut belum dapat dikatakan signifikan karena perbedaan yang terlihat nyata kadang kala secara statistik belum dapat dikatakan berarti., maka untuk melihat perbedaan tersebut  dilakukan uji Anova satu arah. Perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 3 pada skripsi yang dibuat pada tabel 3.
Sampel diulang sebanyak 3 kali masing-masing dilakukan 3 kali percobaan diperoleh hasil pada lampitran 1. dari hasil tersebut digunakan untuk uji metoda kadar vitamin C dalam buah tomat. Hasil uji ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. Tabel hasil uji anova untuk metoda pada pengulangan tiap sampel.
No
Klasifikasi
Mean  
  n
F  hit
F tab
Ket
1
Perlakuan 1
39,76
3
3,017
5,14
Ho:  di
2
Perlakuan 2
34,53
3


terima
3
Perlakuan 3
25,38.
3



Pada tabel dapat dilihat bahwa F hitung < F tabel hipotesis diterima. Perbedaan kadar vitamin C dalam masing-masing tomat dilakukan uji anova dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5 : Hasil Uji Anova kadar vitamin c dalam buah tomat.
variasi
Df
JK
JKR
F hit
F tab
Ket
Klp
2
314,3
157,15
2345,52
5,14
Ho:ditolak
Sesatan
6
0,4
0,067




Pada tabel dapat dilihat Ho ditolak dimana F hitung > F tabel. Berarti kadar dari masing-masing tomat adalah berbeda nyata. Namun demikian kadar vitamin C yang tertinggi terdapat pada tomat jambi. Dan kadar vitamin C yang terendah terdapat pada tomat bandung.           
2.  Pembahasan
Hasil penelitian terlihat bahwa porsentase vitamin C antara masing-masing tomat  yang dianalisa berbeda nyata yaitu tomat jambi 39,76 % tomat padang 34,53 % dan tomat bandung 25,38 %.
Pada masing-masing percobaan dapat dilihat bahwa tingkat akurasi tinggi dengan menggunakan metoda ini dapat dilihat pada tabel 4. bahwa F hitung < F tabel berarti Ho diterima. Kesalahan titrasi 4 % berarti kerja titrasi tidak terlalu menyimpang dari yang sebenarnya.
Hasil pehitungan pada lampiran 3  dan dibuat pada tabel 5 didapat F hitung  2345,52 sedangkan F tabel 5,14 ( lihat lampiran 15 pada skripsi). Disini jelas F hitung > F tabel yaitu terdapatnya perbedaan yang nyata kadar vitamin C pada masingh-masing tomat. Perbedaan yang nyata tersebut adalah disebabkan oleh rasa asam. Dimana tomat yang rasanya lebih asam  banyak kadar vitamin C dibandingkan dengan tomat yang rasanya manis sesuai denga yang dijelaskan dalam Mucthadi (1989).
Hasil penelitian yang kadang kala tidak sesuai dengan hasil yang ada pada literatur  ini disebabkan sampel sudah lama dan disinari cahaya matahari. Sesuai dengan yang dijelaskan dalm Kusnawijaya (1993). Bahwa kadar vitamin C akan berkurang apabila disinari oleh cahaya matahari, keadaan basah, suhu panas dan mudah rusak dalam penyimpanan, mudah teroksidasi oleh udara luar, stabil dalam keadaan netral .  Penggunaan metoda dalam penelitian ini cukup akurat, dapat dilihat dari hasil penelitian yang diperoleh, dimana kadarnya sudah mendekati hasil yang ada pada literatur. Dibuktikan dengan menggunakan standar baku vitamin C yang dapat dilihat pada lampiran 7, bahwa kesalahan titrasi sangat kecil 4 % sehingga hasil yang diperoleh pada pengujian sampel adalah hasil yang sebenarnya, dan metoda ini sudah layak digunakan dalam penentuan kadar suatu zat.




III.        PENUTUP

3.1  Kesimpulan.
Hasil penelitian terhadap 3 jenis tomat: yaitu
1. Kadar vitamin C yang tertinggi terdapat pada tomat jambi dan kadar vitamin C yang terendah pada tomat bandung. Tomat jambi (A)> tomat padang (B) > tomat bandung  (C)
2. Terdapatnya perbedaan yang nyata antara kadar vitamin C pada tomat jambi, padang, dan bandung.Setelah diuji secara statistik dengan uji anova satu arah, ternyata kadar vitamin C yang tertinggi adalah pada tomat jambi yang rasanya lebih asam dan kadar yang terendah pada tomat bandung yang rasanya lebih manis.
3. Besarnya kadar vitamin C pada pada masing-masing tomat adalah:
-          tomat jambi 39,76 mg/100 g
-          tomat padang 34,53  mg/100g
-          tomat bandung 25,38  mg/100g
4. Kadar vitamin C akan berkurang pengaruh lama penyimpanan dan suhu lingkungan.

3.2  Saran.
Dalam penelitian ini telah dilkukan penelitian penentuan kadar vitamin C pada 3 jenis tomat yang dijual di angso duo jambi dengan menggunakan metoda titrasi Iodimetri. Disarankan pada peneliti berikutnya untuk dapat meneliti jenis tomat lain ditempat yang sama dan tomat pada penaman yang berbeda dengan menggunakan metoda yang sama selain itu kepada masyarakat diharapkan dapat mengolah buah tomat jambi menjadi minuman yang disukai serta dapat mengambil tomat yang mempunyai kadar vitamin C yang tertinggi sebagai bahan minuman.








DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi ke-3, Departemen kesehatan Republik Indonesia.
Andarwulan dan koswara, 1989. Kimia vitamin, Institut pertanian Bogor.
Anonim , 1993, Tomat pembudidayaan secara komersial, Penebar swadaya, Jakarta.
Corputty,  W. J ., 1983 Ilmu gizi, Balai Pustaka, Jakarta
Day, R. A., dan Underwood, J.H., 1988. Analisa Kimia Kwantitatif, Erlangga, Jakarta.
Goodman, 1994. Ester –C vitamin c genersi III, Gramedia, Jakarta.
Kusnawidjaya, 1993. Biokimia Alumni, Bandung.
Marsetyo, H. dan Krtopoetra, 1991. Ilmu gizi, Bhineka Cipta, Jakarta.
Muchtadi, D., 1989. Evaluasi Nilai Gizi Vitamin, Depdikbud, Bogor.
Mutcler, 1991. Dinamika Obat Bandung.
Prawirohartono, S., dan Sutarmi , S., 1991, Buku PelajaranBiologi Teori danSoal SMA, Erlangga, Jakarta.
Rukmana,R., 1994, Tomat dan Cerii Depdikbud, Jakarta.
Schuknak,W., dkk, 1990, Senyawa Obat,  UGM, Yogyakarta.
Soedatama, A.D., 1991, Ilmu Gizi ( Edisi II jilid I ), Dian Rakyat, Jakarta. 
Setiawan, I.A., 1994, Sayuran Dataran Tinggi, Penebar Swadaya, Jakarta.
Sudjana, 1989. Metode Statistik ( Edisi ke-5 ) , Tarsito, Bandung.
Suhardjo-Clara, M.K. 1992, Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi, Kanisius IPB, Bandung.
Tugiyono, H. , 1994. Bertanam Tomat, Penebar Swadaya, Jakarta.
Wirakusuma, 1994. Buah dan Sayuran untuk Terapi, Penebar Swadaya, Jakarta.




study kasus


Studi  kasus
Aku harus sabar menghadapi anak-anak
Saya seorang guru yang  sudah mengajar  12 tahun. Pada waktu itu siang jam 7-8 di kelas VIII B udara terasa panas dan pelajaran akan diakhiri 2 jam sisa, dalam arti kata sisa tenaga, konsenterasi, dan semangat belajar paada jam 7-8 di kelas VIII B itu akan disampaikan materi pelajaran tentang  sistim pencernaan pada manusi, yang membahas  proses pencernaan makanan.
                Materi sistim pencernaan makanan itu adalah topik yang sulit dipahami oleh siswa karena banyak  istilah- istilah yang perlu dihapal dan tidak ada media yang dapat langsung  diamati oleh siswa. Biasanya media yang digunakan adalah Carta. Sistim pencernaan terdiri atas  Organ mulut , Pangkal kerongkongan(Faring), kerongkongan (Esofagos), Lambung usus halus dan usus besar. Setelah banyak bercerita tentang organ-organ tersebut , tampak siswa mulai gerah  lama-lama surut menjadi tenang. Metode yang digunakan metode ceramah sehingga guru yang menjadi pusat  belajar dan siswa hanya tenang  mendengarkan setelah beberapa waktu kegiatan inti  berlangsung , anak-anak mulai malas dan mengantuk. Terbayang dalam benak saya, anak berusaha menahan kantuk dan mengikuti cerita tentang  sistim pencernaan. Sayup-sayup suara yang saya ucapkan  seolah olah menidurkan anak disiang hari. Pada akhir pembelajaran, saya mengajukan beberapa pertanyaan syang sudah saya siapkan sebelumnya secara lisan. Ada beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi tersebut. Diluar dugaan saya,  ternyata tidak seorangpun  anak dari 25 siswa yang mengeluarkan suara apalagi untuk menjawab pertanyaan saya. Saya ulang setiap pertanyaan beberapa kali, tetapi hasilnya tetap sama, tidak ada yang bias menjawab sampai jam pelajaran berakhir.
                Kesal, marah, sedih, capek dan sia-sialah pekerjaan saya pada hari ini Muncul beberapa pertanyaan ; ada apa ini? Apa yang salah dan apa penyebabnya? Semua pertanyaan ini memburu sampai jam pelajaran berakhir , siapa yang dapat membantu  memberikan jawaban atas permasalahan itu. Timbul pertanyaan dan pemikiran mungkin pelajarannya yang membosankan, suara cendrung  monoton dan siswa diam hanya ditempatkan sebagai pendengar yang setia. Ini lah mungkin jawaban  penyebab permasalahan di siang tadi.
                Adakah cara lain yang dapat mengubah suasana belajar agar lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (pakem) untuk menjawab masalah itu, saya akan berbagi pengalaman ini dengan rekan-rekan  MGMP.  Di suatu hari dapat menyelesaikan masalah ini dan menemukan solusinya atau metoda yang terbaik. Yaitu dengan menggunakan model pembelajaran  jigsaw.
Format Identifikasi masalah
Masalah pembelajaran yang muncul dikelas
Masalah pembelajaran yang akan diperbaiki
Analisis masalah/kemungkinan penyebab masalah
Rumusan masalah
Judul Penelitian
Rencana tindakan
1.anak-anak mengantuk
    Pada saat pelajaran disajikan
2.pada saat Tanya jawab di tengah pembelajaran, siswa cendrung menghindari pertanyaan dari guru
3. siswa pasif dan diam
4.siswa tidak berani bertanya
5. Siswa tidak kosenterasi  dalam belajar
6.Sebagian besar pertanyaan guru  tidak dijawab
7. Hasil belajar siswa rendah pada materi pernapasan
7. Hasil belajar siswa rendah
7.1.siswa beranggapan bahwa IPA itu hapalan dan hal yang baru banyak juga istilah.
7.2. Guru ceramah saja dikelas dikelas
7.3. guru pemarah karena anak tidak memperhatikan
7.4. Nilai tes formatif  dibawah KKM (63)
Apakah dengan menggunakan Model  jiksaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP N 10 Ma. Jambi  Pada materi sistim pernapasan kelas VIII B semester  ganjil tahun pelajaran 2010/2011
Upaya meninkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas VIII B SMP N 10 Ma. Jambi dengan menggunakan Model jiksaw pada materi  sistim pernapasan pada mata pelajaran IPA semester ganjil  tahun pelajaran 2010/2011
Menerapkan model pembelajaran Jiksaw.




1.       Sekarang pilihlah template variabel berpangkat, yang ada dalam kotak Subscript and superscript templates. Ketik angka 2. Gambar berikut ini menjelaskan langkah penulisan yang Anda lakukan.

Sabtu, 25 Februari 2012

KKM IPA 7 Baru

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 10 MUARO JAMBI
Jalan Jambi-Palembang KM-13,Desa Pondok Meja


PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL  ( KKM )

Mata Pelajaran                      : IPA Terpadu
Kelas / Semester                    : VII / I
Tahun Pembelajaran            : 2009/2010
KKM Mata Pelajaran          :

S K
KD dan Indikator
Kriteria 
KKM Ind
KKM KD
KKM SK
TK
DD
DS
1
2
3
4
5
6
7
8

1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan alat.

1.1  Mendiskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya.
a. Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari kemudian menge-lompokkannya dalam besaran pokok dan besaran turunan.
b. Membedakan besaran pokok dan besaran turunan.
c. Mengkonversikan satuan panjang, massa dan waktu dalam sistem internasional.
d. Menghubungkan antara besaran dan satuannya.

1.2  Mendeskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya.
a. Melakukan pengukuran suhu dengan menggunakan termo-meter untuk mengukur suhu zat.
b. Membandingkan skala termometer celcius dengan termometer yang lain (Fahren-heit, Kelvin dan Reamor).

1.3  Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggu-nakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
a. Mengukur dengan satuan baku dan tak baku secara baik dan benar.
b. Mengukur (panjang, massa, waktu) suatu benda dengan ber-bagai alat ukur (neraca, jangka sorong, mikrometer sekrup, stopwatch) dengan tepat dan teliti.
c. Memperhatikan dan menerapkan keselamatan kerja dalam pengukuran.






2




3

1







2




2

2




2




1

1




67




67

44


1
2
3
4
5
6
7
8

2. Memahami klasifikasi zat

2.1 Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat.
a. Mengidentifikasi sifat asam, basa dan garam dengan meng-gunakan indikator yang sesuai.
b. Mengelompokkan bahan-bahan di lingkungan sekitar berdasarkan konsep asam, basa dan garam.
c. Menggunakan alat sederhana untuk menentukan skala kea-saman dan kebasaan.

2.2 Melakukan percobaan sederhana dengan   bahan-bahan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
a. Mengelompokkan bahan-bahan di lingkungan sekitar berdasarkan konsep asam, basa dan garam.
b. Melakukan percobaan untuk  mengetahui sifat asam, basa di laboratorium dan di alam dengan menggunakan kunyit, kembang sepatu.
c. Melakukan percobaan untuk mengetahui sifat asam, basa di laboratorium dengan mengguna-kan PH universal.

2.3  Menjelaskan nama unsur dan  rumus kimia  sederhana.
a. Menjelaskan aturan penulisan lambang unsur.
b. Menuliskan nama dan lambang unsur.
c. Menuliskan nama senyawa dan rumus kimia sederhana.
d. Memberikan contoh zat yang termasuk senyawa berikut rumusnya.

2.4  Membandingkan sifat unsur, senyawa dan campuran.
a. Membandingkan ciri dan sifat unsur, senyawa dan campuran berdasarkan pengamatan.
b. Membuat bagan klasifikasi materi secara sederhana berdasar-kan ciri-ciri zat ( unsur, senyawa dan campuran ).
c. Mengelompokkan zat-zat keda-lam campuran homogen dan hete-rogen dalam kehidupan sehari-hari.








1
2
3
4
5
6
7
8

3. Memahami wujud zat dan perubahannya













































4. Memahami berbagai sifat dalam peru-bahan fisika dan kimia

3.1  Menyelidiki sifat-sifat zat berda-sarkan wujudnya dan penerapan-nya dalam kehidupan sehari-hari.
a. Menyelidiki perubahan wujud suatu zat.
b. Menyelidiki terjadinya titik didih dan titik leleh suatu zat. 
   
3.2  Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.
a. Menjelaskan dari hasil perco-baan bahwa massa jenis merupa-kan salah satu ciri khas suatu zat.
b. Menghitung massa jenis suatu zat.

3.3  Melakukan percobaan yang ber-kaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.
a. Menyelidiki proses pemuaian zat padat, cair dan gas.
b. Merencanakan percobaan sederhana untuk menunjukkan pemuaian zat cair dan zat padat.
c. Mengidentifikasi muai volume berbagai jenis zat cair.
d. Menunjukkan prinsip pemuaian dalam teknologi misalnya bimetal.

3.4  Mendeskripsikan peran kalor dalam merubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapan-nya dalam kehidupan sehari-hari.
a. Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda, perubahan wujud zat.
b. Menyelidiki faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan.
c. Menyelidiki kalor yang dibu-tuhkan pada saat mendidih dan melebur.
d. Menerapkan hubungan Q = m.C.Δt, Q= m.U dan Q = m.L untuk menyelesaikan soal-soal.



4.1  Membandingkan sifat fisika dan sifat kimia  zat.
a. Membandingkan hasil penga-matan perubahan fisika dan peru-bahan kimia.
b. Mengklasifikasikan perubahan fisika dan  perubahan kimia.









1
2
3
4
5
6
7
8


4.2  Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia.
a. Menjelaskan dasar pemisahan campuran berdasarkan ukuran partikel dan titik didih.
b. Melakukan percobaan penjer-nihan air dengan teknik sederhana
c. Melakukan percobaan untuk memisahkan campuran yang sesu-ai dengan metoda yang dipilih (penyaringan, destilasi, penguap-an, sublimasi).

4.3 Menyimpulkan perubahan fisika dan kimia berdasarkan hasil per-cobaan sederhana.
a. Membuat kesimpulan dari hasil perco baan perubahan fisika dan kimia.
b. Membandingkan karakteristik perubahan kimia dan fisika berda-sarkan percobaan.

4.4  Mengidetifikasi terjadinya reaksi kimia melalui percobaan seder-hana
a. Mereaksi dua zat untuk menunjukkan perubahan warna dan suhu.
b. Menyimpulkan ciri-ciri terjadinya reaksi kimia berdasarkan perubahan warna dan atau suhu.









Pondok Meja,   Juli 2009
Mengetahui                                                 Guru Mata Pelajaran
Kepala SMPN 10  Muaro Jambi





Drs. JAMAIN, M.Pd.                                           RINA GUSWATI, S.Pd.
NIP. 196512131997021001                                   NIP. 197408012005012005
                                                                                                                                                     



























PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU PERTAUN DAN SEMESTER

SEKOLAH                             :  SMP NEGERI 10KABUPATEN MUARO JAMBI
MATA PELAJARAN            :  IPA TERPADU
KELAS / SEMESTER            :  I /  I DAN II
TAHUN PELAJARAN          :  2011/2012

A.PEHITUNGAN ALOKASI WAKTU DALAM SATU TAHUN

No
Bulan
Banyak pekan
Pekan tidak efektif
pekan efektif
Keterangan
1
Juli
4
2
2

2
Agustus
5
0
5

3
September
4
2
2

4
Oktober
4
1
3

5
November
5
0
5

6
Desember
4
2
2
Libur semester
7
Januari
4
0
4

8
Pebruari
4
0
4

9
Maret
5
3
2

10
April
4
3
1

11
Mey
4
0
4.

12
Juni
4
2
2
Libur panjang

Jumlah
51
15
36

Keterangan : Jam efektif = jumlah pekan efektif X Jumlah jam pelajaran
                                        =  36 pekan  X  5 jam pelajaran = 180 jam pelajaran

A.PEHITUNGAN ALOKASI WAKTU SEMESTER I (GANJIL)

No
Bulan
Banyak pekan
Pekan tidak efektif
pekan efektif
Keterangan
1
Juli
4
2
2

2
Agustus
5
0
5

3
September
4
2
2

4
Oktober
4
1
3

5
November
5
0
5

6
Desember
4
2
2
Libur semester

Jumlah
          26
7
19

Keterangan : Jam efektif = jumlah pekan efektif X umlah jam pelajaran
                                        =  19 pekan  X  5 jam pelajaran = 95 jam pelajaran

A.PEHITUNGAN ALOKASI WAKTU SEMESTER II (GENAP)

No
Bulan
Banyak pekan
Pekan tidak efektif
pekan efektif
Keterangan
7
Januari
4
0
4

8
Pebruari
4
0
4

9
Maret
5
3
2

10
April
4
3
1

11
Mey
4
0
4.

12
Juni
4
2
2
Libur panjang

Jumlah
         25   
8
17

Keterangan : Jam efektif = jumlah pekan efektif X Jumlah jam pelajaran
                                        =  17  pekan  X  5 jam pelajaran = 85 jam pelajaran

























A.    DISTRIBUSI WAKTU

No
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
ALOKASI WAKTU
KET
1









2












3














4














5














6








7














Mempelajari Prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan





Memahami klasifikasi zat












Memahami wujud zat dan perubahannya













Memahami berbagai sifat fisika dan sifat kimia zat













Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan













Memahami keanekaragaman mahkluk hidup






Memahami saling ketergantungan dalam ekosistim





1.1.Mendiskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya
1.2.Mendiskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya
1.3.Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan

2.1.Mengelompokan sifat larutan                                                        asam larutan basa dan alrutan garam melalui alat dan indikator yang tepat
2.2.Melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari
2.3.Menjelaskan nama unsur dan rumus kimia sederhana
2.4.Mebandingkan sifat unsur senyawa dan campuran

3.1.Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujud dan penerapannya dalam kehudupan sehri-hari
3.2.Mendiskripsikan konsep masa jenis dalam kehidupan sehari-hari
3.3.Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian  dalam kehidupan sehri-hari
3.4. Mendiskripsikan kalor dalam mengubah wujut zat dan suhu suatu zat / benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

4.1. Memabandingkan sifat fisika dan dan sifst kimia suatu zat
4.2. Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia
4.3. Menyimpulkan perubahan fisika dan perubahan kimia berdasarkan hasil percobaan sederhana
4.4. Menidentifikasi terjadinya reaksi kimia melalui percobaan sederhana
ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL


5.1. Mengidentifikasi jenis-jenis gaya, penjumlahan gaya dan pengaruhnya pada suatu benda yang dikenai gaya
5.2. Menerapkan hukum newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
5.3. Menggunakan mikroskop dan peralatan pendukung lainnya untuk mengamati gejala-gejala kehidupan
5.4. Menerapka keselamatan kerja dalam melakukan pengamatan gejala-gejala alam

6.1. Mengidentifikasi ciri-ciri mahkluk hidup
6.2. Mengklasifikasikan mahkluk hidup berdasarkan ciri-ciri mahkluk hidup
6.3. Mendiskripsikan keragaman pada sistim organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme.

7.1. Menentukan ekosistim dan saling hubungan antara komponrm ekosisitim
7.2. Mengidentifikasikan pentinganya keanekaragaman mahkluk hidup dalam pelestarian ekosistim


7.3. Memprediksi pengaruh kepadatan populasi manuasia terhadap lingkungan
7.4. Mengaplikasikan peran amnusia dalam pengelolaan lingkungan
ULANGAN HARIAN SEMESTER GENAP



6x 40’


4x 40’

4x 40’




4x 40’



4x40’



4x40’

4x 40’


4x 40’



6x 40’

4x 40’


5 x 40’





4x 40’

4x 40’


4x 40’


5x 40’


6 x 40’



6 x 40’



8 x 40’


8 x 40’



4x 40’



4x 40’

6x 40’


6x 40’



8 x 40’


6x 40’




6x 40’


6x 40’

6x 40’







Mengetahui                                                                 Pondok meja, 1 Juli 2009
Kepala SMP Negeri 11 muaro Jambi                          Guru mata pelajaran





Drs. Jamain, M.Pd                                                      RINA GUSWATI, SPd
NIP132 166 314                                                                     NIP. 430 014 201